Dahulu kala, di Jawa Timur hiduplah buaya raksasa bernama Baya di utara sungai yang menakutkan binatang di sekitarnya. Di laut, Hiu bernama Sura juga menjadi penguasa yang menakuti ikan. Keduanya terlibat pertarungan sengit, mengganggu ketenangan hutan dan sungai.
Setelah pertempuran berkepanjangan, Sura dan Baya akhirnya sepakat untuk membatasi daerah perburuan masing-masing. Namun, rasa lapar Sura memuncak, dan ia mulai berburu di sungai tanpa sepengetahuan Baya. Baya curiga dan mengatur jebakan dengan menyakiti untuk menarik perhatian Sura.
Pertarungan antara Sura dan Baya terjadi lagi, lebih dahsyat dari sebelumnya. Keduanya saling menggigit dan melukai satu sama lain. Meski luka-luka terjadi, keduanya tetap bertarung tanpa henti. Akhirnya, Baya berhasil mempertahankan daerahnya dengan menggigit ekor Sura.
Layout Sketch
Point Layout and How to Read
Akhir dari cerita
Pertarungan ini menjadi legenda di Surabaya, bahkan diabadikan dalam lambang kota. Ada juga versi asal usul nama Surabaya, yang berarti "selamat menghadapi bahaya." Sejarah Surabaya terus berlanjut, melibatkan peristiwa berani warganya menghadapi serangan Inggris dan Belanda pada tanggal 10 November 1945.
Hingga kini, kisah pertarungan antara Sura dan Baya menggambarkan semangat dan keberanian warga Surabaya dalam menghadapi tantangan, seiring dengan perjalanan panjang kota yang terus bergolak.
