Alexis Wijaya's profile

Grebeg Syawal 1444H Masjid Gedhe Kauman

KERATON YOGYAKARTA'S 2023 GREBEG SYAWAL : MASJID GEDHE KAUMAN
Grebeg Syawal is a Keraton Yogyakarta's annual traditional event. Grebeg Syawal been held again in 2023 after 3 years absent due to the pandemic. This years Grebeg Syawal held on April 22nd 2023. Grebeg Syawal is a tradition that the king giving logistics such as vegetables and food to the citizen of Yogyakarta. Called Grebeg Syawal because it held on the first day of the month of Syawal in Javanese calendar. Syawal 1st mean the month of Poso is over. This is the sign that the fasting period is over, it's the time for Eid Fitri. 

Keraton Yogyakarta's King, Sri Sultan HB X giving the logistics in the form og gunungan. Gunungan shaped lice a cone with the contents placed around it. The Grebeg take place on 3 sites, Masjid Gedhe Kauman, Puro Pakualaman, and Kepatihan Office. Masjid Gedhe Kauman is chosen for this project, because it's the nearest from the Keraton. Masjid Gedhe Kauman is also the place for the Keraton's people to do the Eid Salat.

GREBEG SYAWAL 2023 KERATON YOGYAKARTA : MASJID GEDHE KAUMAN
Grebeg Syawal yang menjadi tradisi rutin Keraton Yogyakarta kembali diadakan pada tahun 2023 ini setelah absen selama 3 tahun akibat dari pandemi covid-19. Pada tahun ini Grebeg Syawal jatuh pada 22 April 2023. Grebeg syawal adalah tradisi membagikan hasil bumi dan makanan kepada rakyat Yogyakarta dari Raja. Disebut Grebeg Syawal karena Grebeg Syawal selalu diadakan pada 1 Syawal menurut penanggalan jawa. 1 Syawal menjadi penanda bahwa bulan Poso yang menjadi bulan puasa sudah berakhir, dan Grebeg Syawal menjadi pesta bagi warga Yogyakarta, sekaligus menjadi tanda bahwa Idul Fitri telah tiba.

Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan HB X membagikan hasil bumi dan makanan dalam bentuk gunungan, yang sebelumnya diarak dari Bangsal Kemandungan menuju 3 tempat yaitu Masjid Gedhe Kauman, Puro Pakualaman, dan Kantor Kepatihan. Pada proyek ini, Masjid Gedhe Kauman dipilih karena bertempat lebih dekat dengan Keraton. Masjid Gedhe Kauman juga menjadi tempat Shalat Idul Fitri bagi Keraton.




Bregada Surakarsa Mlebu Regol (Prajurit Surakarsa Memasuki Gerbang / Surakarsa’s Bregada (Soldier) Entering the Gate)

Bregada Surakarsa is Yogyakarta Palace’s traditional soldier had duty on escorting the Gunungan in cavalcade to Kauman. This is a sign that the Gunungan will be arrived in a moment.​​​​​​​
Bregada Surakarsa adalah prajurit Keraton Yogyakarta yang bertugas mengawal
Gunungan pada arak-arakan menuju Masjid Gedhe. Ini menjadi pertanda bahwa
sebentar lagi Gunungan akan segera tiba di Masjid Gedhe Kauman.

Gunungan Sampun Dugi (Gunungan Sudah Tiba / Gunungan has Arrived)

The Gunungan has arrived at Masjid Gedhe Kauman from the Kamandungan Royal Ward. This year's distributed gunungan are Gunungan Kakung (male gunungan), Gunungan Estri (female gunungan), and Gunungan Dharat. Male Gunungan contains long beans, chili, and kue cucu which made of sticky rice (left). Female Gunungan contains Javanese traditional snacks and food such rengginang, wajik and thiwul (right). 
Gunungan yang diarak dari Bangsal Kemandungan tiba di Masjid Gedhe. Gunungan
yang dibagikan pada Grebeg Syawal 2023 ini adalah Gunungan Kakung (pria),
Gunungan Estri (perempuan), dan Gunungan Dharat. Gunungan Kakung berisi hasil
bumi seperti kacang panjang, cabai, dan kue cucu yang terbuat dari ketan (kiri).
Gunungan Estri berisi makanan-makanan tradisional seperti rengginang, wajik, dan
thiwul (kanan).

Rayahan (Berebutan / Scrambling)

The peak of the event is people competing to get the gunungan's contents. But, the gunungan has to be prayed first in front of the Masjid Gedhe. After that, then all the people 'attack' the gunungan to obtain the contents of it. Some Yogyakartans people believe that the gunungan has some blessing for them, because distributed directly from the King. All of the community layers take part of this event, like civilians and police. Some people climbing the gunungan and throwing the gunungan's contents to the people below them. They did so that people can get it all.
Puncak dari acara Grebeg adalah Rayahan atau berebutan isi gunungan. Sebelum
mulai rayahan, gunungan sebelumnya didoakan di depan Masjid Gedhe. Setelah
didoakan, masyarakat lalu kemudian ‘menyerbu’ gunungan untuk mengambil isi
gunungan. Bagi masyarakat Yogyakarta, gunungan dipercaya memiliki keberkahan
tersendiri karena diberikan langsung oleh sang Raja. Maka dari itu masyarakat rela
berdesak-desakan untuk mengambil isi gunungan. Berbagai lapisan masyarakat ikut
hadir, mulai dari rakyat biasa hingga polisi. Ada beberapa orang yang memanjat
gunungan untuk mengambil isinya, kemudian dilemparkan kepada orang yang jauh
dari gunungan. Hal itu dilakukan agar semua orang kebagian isi gunungan.

Berkah Sang Rama (Berkat Dari Raja / Blessing from the King)

People success to get the wajik and thiwul (left) and longbeans (right). Those are the content of the gunungan. Lot of people believe it has blessing for them who has it
Masyarakat berhasil mendapatkan wajik dan thiwul (kiri) serta kacang panjang (kanan). Isi dari gunungan inilah yang dipercaya membawa berkah bagi mereka yang berhasil mendapatkannya.
Abdi Dalem (Pelayan Raja / King's Servants)

Yogyakarta Palace's Abdi Dalem (King's Servants) who carried the gunungan from Bangsal Kemandungan towards Masjid Gedhe. The King's Servants wearing red uniform and blue batik cloth with ceplukan motifs.
Abdi dalem Keraton Yogyakarta yang mengangkut gunungan dari Bangsal Kemandungan menuju Masjid Gedhe. Para abdi dalem menggunakan kostum berwarna serba merah dengan bawahan jarik berwarna biru dengan motif ceplukan.
Turahan (Tersisa / Leftovers)

There are would be leftovers from the gunungan, like the content of it. But so the people still collecting it did remains, even though it has trampled. This related to peoples belief.
Isi dari gunungan yang dirayah tidak selalu habis, pasti tersisa. Walau begitu, banyak masyarakat yang tetap mengambil sisa-sisanya yang sudah terinjak-injak. Hal ini dilatarbelakangi oleh kepercayaan masyarakat.
Kondur (Pulang / Going Back)

After All of the gunungan's contents has taken, the king's servants taking back the gunungan's frame back to the Palace.
Setelah isi gunungan sudah habis hanya tersisa rangka, para abdi dalem kemudian mengembalikan wadah dan kerangka gunungan kembali ke Keraton.
Reresik (Bersih-bersih / Cleaning Up )

After all procession have done, the cleaning staff cleaning up the yard of Masjid Gedhe. They did this to restore the condition of the yard, clean without waste.
Setelah seluruh rangkaian acara Grebeg sudah selesai, para petugas kebersihan kemudian membersihkan sisa-sisa isi gunungan dan sampah-sampah yang ada di halaman Masjid Gedhe Kauman. Hal ini dilakukan untuk mengembalikan kondisi halaman masjid seperti semula, bersih tanpa sampah.
Grebeg Syawal 1444H Masjid Gedhe Kauman
Published:

Owner

Grebeg Syawal 1444H Masjid Gedhe Kauman

Published: